Selasa, 11 Desember 2012

Pembaharuan Dan penerapannya Awam


Pembaharuan Dan penerapannya Awam



Hari minggu 4 November 2012 diadakan konsili vatikan ke II di gedung empaer .tepat pukul   09.00 WIB acara dimulai .Banyak sekali orang muda yang hadir dalam acara tersebut. Pada kesempatan materi yang di berikan oleh Romo Prof Dr.Piet Go.O Carm yaitu “Pembaharuan dan Penerapan Awam”.
Romo Prof Dr.Piet Go.O Carm juga memberikan tentang materi keadaan dan suana pasca Vatikan II yaitu pembaharuan atau angin segar yang positif “aggiornamento” maksudnya menyesuaikan Gereja dengan nyaman sekarang “angin segar “bila jendela dibuka ,terutama setelah pontifikat para Paus (Pius IX:”Akulah tradisi)yang dianggap otoriter. Tidak negatif hanya mempermasalahkan aliran tertentu yang dianggap sesat dalam usaha menjaga kemurnian khazanah iman Katolik.Korektif memperbaiki apa yang kurang tepat dimasa lampau ,misalkan hubungan antara kebenaran dan kebebasan ,maka Paus Yohanes Paulus II mohon ampun atas kesalahan Gereja dalam sejarahnya.
Maka dari sebab itu paham Gereja dan status dalam Gereja dibagi menjadi tiga bagian yaitu Paham Gereja menurut Lumen Gentium bukan lembaga dan organisasinya melainkan misteri dan gerakannya ,kesetaraan martabat semua warga.  Paham Gereja dalam Teologi bebas.terus dikembangkan misalnya model-model gereja,taeologi bukan monopoli ahli melainkan kebanyakan orang beriman mempunyai teologinya sendiri dengan demikian juga gambaran tentang gereja, Teologis dan Fenomenologis .
Prof Dr.Piet Go.O Carm juga  memberikan contohnya seperti misdinar selalu laki-laki sekarang perempuan boleh jadi misdinar tetapi dibatasi ada yang boleh sampai SMA,ada yang mengizinkan sampai SMP. Adapun tugas atau peran sangatlah penting     dimasyarakat  ,kerawam tidak hanya menjadi sesuatu yang luar biasa tapi halangannya atau tantangannya tidak praktif,
Pada materi yang kedua mengenai sukarelawan karya Gereja sangat luastidak mungkin  segalanya diselesaikan dengan penggajian sebagian dilakukan oleh relawan yang menyumbangkan tenaganya tanpa imbalan materil ,sedangkan Gereja sendiri apalagi di pedesaan kiranya juga tak mampu membiayai segalanya misalkan penggajian karyawan. Maka gejala umum dipakai istilah “sukarelawan”juga untuk menghindari kebiasaan penggunakan istilah “relawan”untuk tenaga yang membantu terutama sehubungan dengan bencana.Maka ciri-ciri keterlibatan tanpa menjadi pekerjaan yang tetap,pekerjaan penting atau bermanfaat dalam masyarakat dan juga lingkup gereja ,tanpa penggajian atau imbalan berdasarkan perhitungkan maka diandaikan nafkah keperluan hidup diperoleh dari pihak lain.
Sedangkan dilingkup gereja sendiri itu pendasaran teologis martabat awam dan Karisma kebutuhan pelayanan, lain–lain dari sendiri atau gereja tidak perlu mempertentangkannya dapat kedua-duanya pelayanan yang diperlukan gereja ,sekaligus memberikan kepuasan dalam arti baik bagi diri sendiri,terbuka bagi semua   setiap orang asalkan tidak mengabaikan tugas utama ,dapat dimengerti bila keterlibatan makin besar semakin ada waktu tetapi tidak baik jika ada kesan bahwa kegiatan menggereja hanya bagi penganggur.
Beliau juga memberikan soal partisipasi kaum awam dalam kerasulan hirarkis keterlibatan kaum awam dalam kerasulan Gereja bukan soal yang dipersoalkan ialah sampai mana soal ini diangkat dan memuat.Ada beberapa catatan  tentang intruksi “Ecclesiae de Mysterio” dan isinya selain aktifitas dalam kerasulan awam pada umumnya kaum awam masih dapat lebih intensif  dilibatkan dalam kerasulan hirarkis dengan penugasan yang menjadi makin mendesak karena keadaan.
Persoalan yang praktis kekurangan imam tidak hanya di kawasan barat yang merupkan salah satu faktor yang mengakibatkannya ialah arus sekurisme. Tuntutan karya Pastoral tradisional (KHK1983) menuntut sejumlah imam restrukturisasinya dapat meringankan tetapi tidak mengatasi soal. Maka upaya pemecahannya itu pelonggaran dan penolakan tahbisan perempuan,pelonngaran itu keharusan  hidup selibat imam memang selibat bukan faktor pertama tetapi dapat disimpulkan fungsinya sebagai penghalang,sedangkan penolakan tahbisan perempuan itu berarti separuh umat tak  termasuk perkembangan soal.Adapun upaya lain dengan restrukturisasi karya pastoral organisasi Pastoral territorial dan Pastoral kategorial.
Dari sebab itu kerjasama awam itu dibagi empat ,pertama tugas gereja mengajar berupa pelayanan sabda (Kan759) ,kotbah,kecuali homili (Kan766)dan katakese, kedua menguduskan berupa lektor ,penyanyi (Kan 230,2),ibadat sabda,Baptis,pembagi komuni  (Kan 230,3),ketiga umum tugas Pastoral (Kan 517,2),keanggotaan Dewan Pastoral Paroki (Kan 536),dan yang keempat manajemen Pastoral buku-buku paroki,dokumen,delegasi (Kan 517,535,1dan 3),dapat diserahkan kepada awam (Kan 517,2),Dewan keuangan (Kan 537).
Kemudian acara dilanjutkan dengan Tanya jawab dari beberapa peserta yang hadir diantaranya pertanyaan dari salah satu pertanyaan yang sangat menarik turunnya minat pembaca jika membaca sebuah tabloid itu katanya kurang menarik sehingga membuat minat pembaca menurun. Acara dilanjutkan dengan makan siang dan hiburan dari orang muda yang ada di paroki Santo Mikael perak.(jff)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar